(gambar: http://www.trentekno.com/11502/sumpah-pemuda-indonesia-dari-pemuda-untuk-bangsa/)
Sekian lama sudah bangsa ini menang dalam pertempuran berdarah. Tak
terhitung berapa jiwa yang melayang kala itu. Jiwa-jiwa suci berkorban
demi bangsa besar ini. Berawal dari mempertahankan harga diri
separatisme menuju satu tujuan demokratisme. Jika kau tanya siapa
korban-korban berjasa itu, akan terjawab mereka para leluhur
nasionalisme. Di dalam kumpulan para korban itu ada di sana
pemuda-pemuda pejuang, visioner dan pemeluk erat "fanatisme"
kemerdekaan bangsa. Sebagian mengambil jalur pertempuran dingin, tanpa
kekerasan dan tanpa gencatan senjata. Sebagian inilah yang menyusun
rencana perjuangan menuju kebebasan sejati. Merekalah yang kita sebut
saat ini sebagai pelopor Sumpah Pemuda, pejuang-pejuang muda berdedikasi
tinggi dan penjaga citra bangsa.
Barangkali itulah yang menjadi tempat mereka, pejuang-pejuang muda
bangsa ini masa-masa itu. Hanya memikirkan kemerdekaan dan kemerdekaan
serta kemerdekaan. Merdeka sebagai tanah air yang satu, berbangsa yang
satu, dan berbahasa satu, Indonesia. Mengikis habis nada-nada pesimisme
dan meneriakkan kesatuan dalam perbedaan. Berbeda tetapi tetap satu!
Itulah mereka, pemuda 1928.
Pemuda-pemudi Indonesia kini di
mana? Persisnya, di mana tempatmu? Tempatmu tidak hanya di bangku
kuliah, tempatmu tidak hanya di perpustakaan, tempatmu tidak hanya di
dalam pikiranmu, tetapi di dalam rakyat yang sedang mengalami derita.
Derita yang berlabelkan kemiskinan, derita yang berlabelkan kemelaratan,
derita yang berlabelkan penindasan. Derita itu bahkan disinyalir
disebabkan oleh mereka-mereka yang menenggelamkan kemerdekaan kala itu.
Derita ini, tepatnya, disebabkan oleh mereka yang kini berpangku kaki
dan tangan dalam kesombongan. Penyabab ini mengalami sakit lupa yang tak
tersembuhkan. Obatnya adalah kamu, ya kamu, Orang Muda, harapan bangsa
ini.
Di pundakmu akan diletakkan tugas yang sama seperti para
pejuang muda dulu. Maka siapkanlah dan kuatkanlah pundakmu itu. Engkau
akan memikul sekian banyak persoalan bangsa ini dengan kreativitas dan
bakatmu. Jawaban satu-satunya memerdekakan kembali bangsa ini dari
tangan penjilat ludah adalah kamu, Orang Muda. Itulah tempatmu. Tidak
mudah memang, tetapi engkau akan bisa menanggungnya dalam kebersamaan,
dalam kebersamaan pola pikir, dalam kebersamaan pola rasa dan dalam
kebersamaan pola tindak. Kobarkanlah semangat para pendahulumu dan
lenyapkanlah segala kekuatiran bangsa saat ini.
Salam cinta untuk bangsa, eng.,